:setelah menonton film "The Butterfly Effect"Seperti sebuah film yang patah-patah, demikianlah aku mengenang senjakala singgah di tubuhmu yang ranum. Sebuah jurnal yang engkau sodorkan, membayangkan liur anjing yang pernah melekat di keningmu. Dalam ingat, sungguh dalam ingat.
Kekasihku, sungguh aku mual.Seandainya semua kenangan kekal dalam ingat, aku ingin lupa mendepaknya. Meski aku tetap tak ingin lupa mengingat, kita pernah berjumpa pada abad yang tak tercatat. Dan di luar semua hal,
seperti perjuangan ingatan melawan lupa*, demikianlah aku mencoba mencintaimu. Hingga entah, kekasihku. Hingga entah.
jogja, februari 2005*
mengutip Kundera